Sambutan tersebut dilakukan karena melihat upaya yang dilakukan
Pemprov DKI sejalan dengan rencana Pemkot Tangsel yang menginginkan
adanya moda transportasi massal, yang dapat mengurai kemacetan di
wilayah Tangsel khususnya dalam hal ini di Ciputat.
Guna menunjang dan memberikan kenyamanan kepada pengguna transportasi angkutan perbatasan yang terintegrasi dengan Transjakarta Busway yang dapat meningkatkan aksesibilitas antara Jakarta dengan Kota Tangsel itu, Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany menyatakan, akan membangun shelter untuk mendukungnya .
Namun, sebelum dibangun shelter, Wali Kota mengatakan, akan terlebih dulu melakukan kajian.
“Ya, harus dikaji terlebih dahulu , karena harus ada kenyamanan dan perawatannya. Shelter itu guna menunjang atau merangsang pengguna transportasi untuk menjadikan APTB sebagai kendaraan umum,” ujar Airin disela pertemuannya dengan Kepala Dinas Perhubuangan Provinsi DKI Jakarta Udar Pristono, Senin (22/10) di kantor Wali Kota Tangsel.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangsel Mursan Sobari mengatakan, sesuai dengan petunjuk Wali Kota Tangsel pihaknya akan mempersiapkan kajian setelah pra feasibility study APTB selesai.
Soal siapa yang akan membangun shelter, menurut Mursan tim perencanaan terpadu akan membahasnya kembali. “Apakah nanti pihak dari pengusaha armadanya (Bianglala) atau oleh swasta lainnya. Namun, yang jelas pihak swasta yang akan membangunnya,” ujarnya.
Diketahui, Sistem tiket terusan akan diberlakukan untuk angkutan perbatasan ini. Setiap penumpang dikenai tiket Rp Rp 9.500, dengan rincian tarif busway normal sebesar Rp 3.500 per penumpang dan tarif angkutan perbatasan Rp. 6.000 per penumpang. APTB rute Ciputat-Kota ini akan mulai beroperasi setiap hari selama 17 jam mulai pukul 05.00-22.00 WIB.
Sumber : Tangerangnews.com/tangsel
Ah telat banget nih Tangsel... Bekasi & Bogor dah punya APTB.. ayooo dooonk kan biar aksesnya lebih mudah
BalasHapus