VIVAnews
- Aksi dorong-dorongan yang berakhir ricuh antara mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) dengan anggota kepolisian mengakibatkan banyak korban
luka. Aksi tersebut timbul,
karena puluhan mahasiswa menentang kedatangan Wakapolri Komisaris
Jenderal Nanan Sukarna di kampusnya untuk mengisi kuliah umum. Menurut Humas Aksi, Boma
Angkasa, bentrok tersebut memang tidak direncanakan sebelumnya. Pihaknya
hanya menentang kedatangan Nanan, karena beberapa alasan yang
berkaitannya kasus belakangan ini.
Dia menambahkan, pada
pukul 08.00 WIB, Wakapolri tiba
di kampus dan saat itu pengamanan mulai
diperketat. 15 menit kemudian, barisan mahasiswa mulai masuk ke dalam
area kampus, tepatnya di halaman depan auditorium Unpam."Pukul 08.30 WIB mahasiwa
memulai aksi di halaman depan auditorium Unpam. Sementara itu, 08.45
WIB bentrok antara mahasiwa dan polisi terjadi, dan menyebabkan korban
luka-luka memar dan pendarahan akibat pemukulan. Korban bernama
Bernadectus Mega Pradipta," ujar Boma, Kamis 18 Oktober 2012.
Pukul 09.00 WIB, lanjut
Boma, massa mulai bergerak dan melakukan aksi di depan pintu auditorium
Unpam untuk menuntut pembubaran seminar dan menuntut polisi segera
keluar dari lingkungan kampus Unpam.
Tiga puluh menit
kemudian, massa bergerak ke gerbang utama Unpam, dan mengajak semua
mahasiswa turut serta. Tepat pukul 10.00 WIB bentrok kedua antara
mahasiswa dan polisi mulai terjadi, polisi menembakan gas air mata ke
arah kerumunan mahasiswa, dan mendesak mahasiswa masuk ke dalam
lingkungan kampus Unpam.
"10.30 WIB, barisan massa
mahasiswa masih bertahan di dalam lingkungan kampus, dan membalas
serangan polisi yang semakin membabi buta. Korban kedua dari pihak
mahasiswa Unpam bernama Jundi Fajrin. Ia tertangkap polisi dan dihajar
hingga kritis dan dilarikan ke RSUD Pamulang," ujar dia.
Selain menembakan gas air
mata, Boma mengakui, polisi juga mulai menembakan peluru. Saat itu,
kondisi makin memanas, gas air mata semakin sering ditembakkan ke dalam
area kampus Unpam, dan peluru karet ditembakkan polisi ke arah dalam
area kampus.
Beberapa polisi masuk ke
dalam gedung A kampus Unpam dan mulai mengintervensi mahasiswa. Tepat
pukul 12.00 WIB, kondisi semakin memanas, polisi menembakkan peluru
timah dan gas air mata ke segala arah. Korban ketiga dari pihak
mahasiswa Unpam bernama Feri Irawan, ia tertembak peluru tajam di bagian
perut, dan dilarikan ke RSUD Tangerang Selatan.
Bentrok masih memanas,
kata Boma, polisi memblokade semua akses jalan masuk ke dalam area
kampus Unpam, dan masih menembakan gas air mata ke dalam area kampus
Unpam.
"Setelah itu pukul 13.50
WIB, mediasi dari pihak rektorat Unpam ke pihak polisi untuk menarik
mundur pasukan polisi yang secara represif melakukan serangan-serangan
ke arah dalam area kampus Unpam, terlihat pihak kampus ketakutan dan
mereda," katanya.
Sumber : Viva.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar