JAKARTA - Sejumlah pihak memperkirakan jika penetapan 1 Syawal 1433
H/2012 M tidak akan ada perbedaan antar-ormas layaknya penetapan 1
Ramadan lalu. Kepastian keseragaman penetapan Lebaran ini tinggal
menunggu versi pemerintah. Sebab Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Syawal 1433 H jatuh pada 19 Agustus. Begitu juga dengan perkiraan PBNU.
Dalam keterangan tertulisnya, PP Muhammadiyah menetapkan maklumat ini
berdasarkan pada ijtimak jelang Syawal 1433 H terjadi pada Jumat pon 17
Agustus 2012 pukul 22.55 WIB. Mereka juga mengacu pada tinggi bulan pada
saat itu.
Dengan kepastian tersebut, PP Muhammadiyah
menginstruksikan kepada seluruh warga Muhammadiyah untuk melaksanakan
salat Idul Fitri 1433 H pada 19 Agustus pagi.
Pada kesempatan 1
Syawal 1433 H ini, PP Muhammadiyah juga menginstruksikan kepada seluruh
penceramah untuk mensyiarkan poin-poin tertentu. Di antaranya adalah
umat Islam diminta untuk memperkokoh silaturahim, ukhuwah, dan
usaha-usaha keberasamaan untuk meningkatkan kualitas hidup setelah
menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan.
Pesan berikutnya adalah,
kepada para pejabat negara di eksekutif, legislatif, dan yudikatif
serta institusi lainnya diminta untuk memelopori gerakan keteladanan
atau (uswah hasanah). “Keteladanan ini seperti mempraktikkan sikap
jujur, terpercaya, bertanggung jawab, disiplin murni, kata sejalan
tindakan, cinta rakyat, dan bermoral,” tutur Sekretaris Umum PP
Muhammadiyah Agung Danarto.
PP Muhammadiyah meminta para
pejabat-pejabat di seluruh sektor tadi untuk menjauhi praktik-praktik
dusta, korupsi, hidup bermewah-mewahan, dan menghalalkan segara cara
untuk meraih tujuan. “Ini bisa merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa
dan bernegara,” jelas dia.
Sementara itu, meski masih akan
membuktikan secara langsung lewat mekanisme rukyatulhilal, ada
kemungkinan hasil pengamatan visibilitas bulan yang dilakukan PBNU
akan sama dengan penetapan Muhammadiyah.
Menurut Wakil Sekjen PBNU
Abdul Mun’im DZ, hal itu didasarkan pada perkiraan hisab. “Dari
perkiraan hisab diperkirakan sudah bisa dirukyat, bulan sudah pada
posisi cukup tinggi pada derajat tertentu,” katanya.
Dia
menambahkan, hasil akhir ketetapan waktu Lebaran tetap akan bertumpu
pembuktian lewat rukyat yang akan dilakukan 18 Agustus. “Kita tunggu
hasil rukyat dulu. Tapi, kalau ditanya perkiraan, memang (Lebaran)
kemungkinan jatuh pada 19 Agustus. Tapi, itu baru perkiraan,” tandasnya
kembali. (jpnn/alt/ags)
Sumber : http://radarbanten.com/
ALHAMDULLIAH......................................................................................................................................................................................................................................................INDAHNYA KEBRSAMAAN.........AMINNNNNNNNNNN
BalasHapusHEI..KITA MENYEMBAH TUHAN YANG SAMA, MENJADI PENGIKUT NABI YANG SAMA, BERPEGANG PADA KITAB SUCI YANG SAMA. SETAHU SAYA ALLAH-NYA ORANG NU ITU JUGA ADALAH ALLAH-NYA ORANG MUHAMMADIYAH. MENGAPA HARUS SELALU ADA PERBEDAAN HANYA UNTUK KEPENTINGAN POLITIK???
BalasHapusMau sama ke' mau beda ke'....napa ribet.... nyantai aja kaleeee....
Hapus