Tekan Kematian Bumil dan Bayi, Gerakan Sayang Ibu Digalakkan

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPPKB) Kota Tangerang Selatan menggelar seminar Gerakan Sayang Ibu (GSI). Program ini dicanangkan untuk menekan angka kematian ibu hamil (bumil) dan bayi di daerah termuda di Provinsi Banten.
 
Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Perempuan BPMPKB Kota Tangerang Selatan -, Listya Windyarti, mengatakan, pemerintah terus berupaya menekan angka kematian ibu dan bayi serta gizi buruk. Mengingat hingga saat ini ketiga hal tersebut masih cukup tinggi terjadi terutama di daerah-daerah. GSI ini dicanangkan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dan menurunnya angka kematian bumil dan bayi. 
 

"Misi GSI bertujuan agar keselamatan dan kesehatan Bumil dan menyusui lebih terjamin. Makanya, program ini kami galakkan mulai awal tahun ini. Sebab, pemerintah memproyeksikan tiga program prioritas pada tahun 2015, yakni menekan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan gizi buruk," jelas Listya, di Aula Kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T), Serpong, Selasa, 5 Maret 2013.
  
Sebelumnya telah ada kesepakatan global, yakni tahun 2015 Indonesia harus bisa menekan angka gizi buruk dari 17,9 persen menjadi sekitar 15 persen. Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2007 dari 34/1000 menjadi 23/1000. Pada kesempatan itu, BPMPPKB bekerjasama dengan pihak rumah sakit umum dan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat. 

“Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) dari 228/100.000 kelahiran hidup menjadi 102 per 100 ribu kelahiran hidup tahun 2015. Maka perlu upaya ekstra keras, untuk mencapai itu," katanya. Kali ini sosialisasi dan pembinaan ditekankan untuk bina keluarga balita dan pihak rumah sakit. Makanya, kami libatkan juga pihak Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangsel dan Dinkes,” jelas Listya.
 
Ke depan, kata Listya, pembinaan akan digalakkan juga di kalangan swasta dan akan disebarluaskan hingga tingkat kecamatan dan lingkungan RT/RW. Khususnya tentang tata cara menjaga kualitas kesehatan para bumil dan bayi. Dan bagaimana, bumil memiliki akses pelayanan kesehatan yang cepat dan tepat.
 
“Hasil penelitian kami, banyak ibu meninggal saat melahirkan lantaran tidak memiliki akses ke pelayanan kesehatan ibu berkualitas. Khususnya pelayanan kegawat-daruratan tepat waktu, sehingga ibu hamil tidak mengalami hambatan saat akan melahirkan,” tandasnya.
 
Kepala Bidang Kesehatan Keluarga pada Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan - Chaerati, memaparkan, terkait dengan peningkatan kualitas kesehatan bumil dan bayi, pihaknya melalui Dinkes sudah berupaya untuk melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan bumil dan bayi. Antara lain, kemudahan akses fasilitas kesehatan dan penyuluhan-penyuluhan melalui posyandu tentang tata cara menjaga kesehatan bumil.
 
“Angka kematian bumil dan bayi di Tangsel memang tidak terlalu tinggi dibanding dengan angka kematian di daerah lain. Perbandingannya 17/1.000, atau 17 kasus dari 1.000 kelahiran. Namun, kami ingin menekan terus angka ini melalui sosialisasi di posyandu, dan melengkapi fasilitas dan pengetahuan umum tentang kehamilan dan kelahiran,” paparnya.
 
Menurut Khairati bagaimanapun, anak merupakan aset sumber daya manusia dan pembangunan yang harus terus ditingkatkan kualitasnya sejak awal dilahirkan. “Dengan kerja bersama antara kader bina keluarga balita, dinkes, rumah sakit, dan masyarakat luas, kami harap peran-peran warga untuk membantu penekanan angka kematian bumil semakin luas,” ujarnya. 

Penyebab banyak ibu meninggal saat melahirkan, tambah Chaerati, terjadi akibat perdarahan, infeksi, eklamsi (tekanan darah meningkat), yang lebih disebabkan karena saat hamil tidak pernah memeriksakan kehamilannya.

Maka, lanjut dia, negara menjamin ibu hamil, baik miskin ataupun kaya harus mau berobat di tempat pelayanan kesehatan dan diatur tenaga kesehatan lalu diatur untuk KB-nya setelah melahirkan. 

"Karena umumnya kematian saat melahirkan terjadi pada kehamilan ketiga dan empat. Kita lakukan roadshow untuk melihat pelaksanaan jampersal dan menyerap saran-saran yang ada," tutupnya.(bpti-ts)

Sumber : Tangerangselatankota.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar