Keterbatasan Fisik Atau Mental Bukan Penghalang Untuk Memperoleh Pendidikan


Setiap orang berhak untuk mendapat pendidikan yang layak apapun kondisi atau keadaan orang tersebut, tidak terkecuali bagi orang yang memiliki kebutuhan khusus, demikian disampaikan oleh Staf ahli Walikota Tangerang Selatan bidang Pembangunan – Chaerul Soleh saat mewakili Walikota Tangsel pada peresmian pembangunan gedung sekolah khusus Al-Ihsan di Kelurahan Lengkong Karya Kecamatan Serpong Utara, Rabu, 15 Mei 2013.

“walaupun memiliki keterbatasan dari sisi fisik atau mental,setiap orang memiliki potensi yang harus digali dan dikembangkan.” Papar Chaerul. Dengan penanganan yang telaten, kreatifitas akan muncul dari para penyandang keterbatasan fisik dan mental sehingga melahirkan prestasi yang tidak terkira sebelumnya. Dan tidak sedikit bukti nyata telah ada bahwa keterbatasan fisik dan mental tidak menghalangi seseorang untuk berkarya baik di bidang science, teknologi, maupun seni, tambah Chaerul.

Chaerul mengingatkan pada segenap unsur yang hadir, bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak. “mari kita bersama bersatu padu membangun bangsa ini, khususnya wilayah Tangerang Selatan, agar tidak bergantung pada bangsa lain.”

Gedung sekolah berlantai 2 yang diresmikan dan diperuntukan bagi siswa autis dan tuna grahita atau yang lebih dikenal dengan siswa berkebutuhan khusus tersebut merupakan bantuan dari Pemerintah Jepang. Pembangunan gedung sekolah ini merupakan kelanjutan dari perjanjian kerja sama pemberian hibah yang telah ditandatangani antara Pemerintah Jepang dengan Yayasan Qurrota A’yuni selaku pengelola sekolah khusus Al-Ihsan pada Bulan Maret 2012.  Berdiri di atas lahan kurang lebih 1.300 M2 terdiri dari 6 ruang kelas, 3 ruang praktekum, 1 ruang guru, dan 6 toilet.

Minister Kedutaan Besar Jepang di Indonesia – Shigeru Ushio, yang hadir mewakili Pemerintah Jepang berharap agar para siswa dapat mandiri setelah mengenyam pendidikan di sekolah Al-Ihsan karena telah dibekali dengan keterampilan dan pelatihan kerajinan atau program latihan kerja.
“saya berharap kepada seluruh siswa-siswi untuk menggunakan dan memelihara dengan baik bangunan dan ruang kelas yang telah dibangun. Saya juga berharap agar anak-anak setiap hari berusaha untuk belajar latihan kerja dengan sungguh-sungguh.” Papar Shigeru dalam bahasa Jepang yang diterjemahkan.
“Sekolah ini berawal dari sebuah garasi dengan 2 orang murid, kemudian menyewa ruko di kawasan Perumahan Batan – Setu, sampai membeli tanah di Lengkong Karya ini.” Papar Nanik – pengurus yayasan Qurrotu A’yuni. Pada saat ini terus berkembang dan murid telah mencapai 145 orang dengan 39 tenaga pengajar.

Anak-anak yang memiliki keterbatasan, mendapat pendidikandan pelatihan yang lengkap di sekolah ini. Mulai dari latihan kemandirian seperti merapikan / memasang sprei, sarung bantal, dan sarung guling, sampai diajari keterampilan sebagai bekal hidup seperti pelatihan membuat kue, memasak, menjahit, dan sebagainya.

Keterampilan yang diberikan telah membuahkan hasil berupa produk-produk yang siap dipasarkan seperti makanan, kue, dan hiasan dari barang bekas.

“kita ajarkan sesuai dengan minat dan kemampuan siswa yang bersangkutan. Dan tidak dipaksa untuk melakukan sesuatu.” Papar seorang pengajar di sekolah Al-Ihsan. (bpti-ts)

Sumber : tangerangselatankota.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar