Berdasarkan informasi, peristiwa itu
terjadi pada sekitar pukul 07.00 WIB, saat Dini bersama dua temannya
sedang berjalan menuju gerbang sekolah yang berada di dalam komplek STPI
Curug. Ketika itu Dini mengenakan baju PKL, karena ada pelajaran
praktek.
Kemudian, Syafruddin menegur Dini dan meminta agar baju PKL itu dilepas. Tapi Dini dan temannya ngotot untuk tidak melepas baju PKL itu dengan alasan sedang ada pelajaran praktek pada hari tersebut. “Saya pakai baju PKL bukan untuk melawan peraturan sekolah, tapi memang ada pelajaran praktek. Biar tidak usah ganti-ganti lagi, makanya tidak saya lepas PKL,” ujar Dini seraya menangis.
Karena permintannya tidak dituruti,
Syafruddin langsung emosi dan memegang pipi Dini sambil menamparnya.
Dini pun merasa kaget atas perlakuan kasar tersebut sehingga
melaporkannya ke guru.
Selanjutnya pihak sekolah yang
diwakili Henny Heliana, Kepala Sekolah SMK Penerbangan, langsung
memanggil Syafruddin dan orang tua Dini untuk mencari solusi atas
peristiwa itu. Setelah hampir satu jam berembuk, akhirnya disepakati
bahwa Syafruddin dipecat. Pasalnya, Syafruddin sudah melanggar peraturan
beberapa kali.
“Dia sudah dua kali dapat surat
peringatan indisipliner. Sekarang ini yang ketiga kali dan perbuatannya
ini mencoreng dunia pendidikan. Jadi terpaksa dipecat sesuai dengan
aturan sekolah,” ujar Henny.
Untuk menghindari hal yang tidak
diinginkan pihak sekolah membuat surat perjanjian di atas materai yang
ditandatangani para pihak, bahwa jika terjadi sesuatu hal kepada Dini,
maka Syafruddin akan diproses secara hukum.
Sumber : Tangerangnews.com/tangsel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar