Delapan MTs di Tangsel Kekurangan Soal UN

Ujian Nasional (UN) tingkat SMP /Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan sederajat di Kota Tangsel tak berjalan mulus. Hari pertama digelar, sudah menuai masalah. Yakni, terdapat beberapa sekolah yang kekurangan soal.
            Untuk MTs, terjadi kekurangan soal di delapan sekolah. Kepala Kantor Kemenag Kota Tangsel Agus Salim mengatakan, Mts dibuat satu rayon se Kota Tangsel. Kekurangan soal itu, kata Agus, bukan kesalahan daerah. “Ini kesalahan dari pusat. Karena soal didrop dari pusat semua,” kata Agus Salim.

            Pantia Rayon UN Mts Kota Tangsel Ulik Widianto mengatakan, terdapat delapan sekolah yang mengelami kekurangan soal. Rata-rata, memiliki kekurangan satu atau dua orang per kelas. Cuma, katanya, tidak rata setiap setiap sekolah mengalami kekurangan. “Jumlah laporan yang kami terima sampai saat ini terdapat sekitar 48 siswa yang kekurangan soal,” katanya.
            Ke delapan sekolah itu diantaranya, Mts Khasanah Kebajikan, Muhammadiyah, Darul Hikmah, Assadah, Madinatunnajah, dan Mts Jamiah Islamiyah. Khsuus untuk Jamiah Islamiyah, mengalami kekurangan dalam sampul Lembar Jawaban Komputer. “Terdapat satu LJK yang tak bersampul,” imbuhnya.
            Masalah kekurangan soal itu, membuat panitia UN mengambil jalan keluar sendiri. Dengan cara, mengambil naskah soal ujian dari sekolah terdekat. Ini dilakukan karena, dalam satu sekolah tidak memiliki soal yang sama satu sama lainnya. “Kalau yang 30 siswa kita ambil dari sekolah yang terdekat. Sementara 18 siswa kita pakai fotokopi di luar sekolah,” ujarnya seraya mengatakan, fotokopil dikawal panitia dan pengawas.
            Pada bagian lain, Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany menanggapi agar masalah UN tak kembali muncul pada hari kedua dan seterusnya. Sehingga, tidak membuat konsntrasi siswa menjadi terganggu gara-gara kekuragan soal atau masalah lain. “Kita berahap, sama seperti UN tingtkat SMA. Karena UN SMA kita termasuk soal yang lengkap,” ujarnya.
            Masalah yang ada di UN SMP, menurut Airin harus dijadikan bahan evaluasi oleh semua pihak. Termasuk pihak sekolah. Meski, pelaksanaan UN dilakukan atau menjadi tanggung jawab pusat. “Khususnya untuk SD. Jangan sampai terulang kembali kesalahan yang sama,” katanya dengan mengatakan, segala hal yang terjadi dalam pelaksanaan UN akan dilaporkan ke pusat melalui berita acara pelaksanaan UN. (KWN)
Sumber : Tangerangnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar